Lama berselang, karena beragam kesibukan dan drama ala
cerita silat yang mengenaskan, kami jadi tidak pernah jalan-jalan lagi.
Berbulan-bulan setelah perjalanan kami yang pertama, setelah drama
berdarah-darah dan berakhir dengan minggatnya Wonder Endut dari rumah penjahat
di gunung, setelah menemukan safe haven dan merasa aman, kami mulai mengembara
lagi.
Kali ini kami jadwalkan seminggu sekali selama tiada aral melintang.
Karena kami memiliki cita-cita besar untuk mengelilingi Indonesia, kami
membaginya ke dalam rencana kecil-kecil. Pulau Jawa dulu, yang paling dekat
dulu. Karena kami sudah mulai dengan Goa Pindul dan pantai Baron, maka kami
memutuskan untuk mengexplore wilayah kabupaten Gunung Kidul terlebih dulu.
Terutama pantainya.
Mengapa pantai? Ada banyak alasan mengapa kami (aku
terutama) suka pantai. Aku ini lahir di daerah pegunungan. Tumbuh besar di
wilayah pegunungan. Kuliah di wilayah pegunungan, dan bahkan setelah gede, aku
memilih untuk settle di kota pegunungan. Pantai adalah barang mewah bagiku.
Mahal. Makanya setiap ada waktu untuk main, aku akan pergi ke pantai. Dan
sampai detik ini belum bosan sama sekali meskipun hampir seminggu sekali main
ke pantai. Aku suka semua bagiannya. Aku suka aroma asin, aku suka
berjalan-jalan di pasir, aku suka birunya langit dan air laut yang bertemu di
satu garis di kejauhan. Aku suka bermain dengan ombak, melihat ikan, dan
menunggu naga muncul ke permukaan. Naga itu rumahnya di laut kan?
Lokasi Air Terjun Sri Gethuk
Nha, pas itu kami sudah memutuskan untuk main ke
pantai lagi karena tiketnya kan murah banget, sepuluh ribu boleh main sepuasnya
di segala pantai. Ngooeeeng, kami melaju ke Gunung Kidul. Di suatu lampu merah,
saat sedang asik ngelamun, tiba-tiba mataku yang lentik menawan ini menemukan
petunjuk. Di situ ada tulisan Air Terjun Sri Gethuk. Eh, aku pernah baca deh.
Air terjun Sri gethuk bukannya yang terkenal indah dan keren itu ya? Selain itu
air terjun kan tempat mandinya biadadari. Kesempatan besar karena aku belum
pernah ketemu langsung dengan bidadari. Ini pasti petunjuk dari alam semesta
nih.
“Bing, bing. Ke air terjun dulu aja yuk!” ajakku. Dan
ngoeeeng, kami belok mengikuti petunjuk arah menuju air terjun.
Lokasinya juga gampang kok ditemukan. Udah tahu arah ke Gunung Kidul kan? Ikutin aja terus jalan itu menuju Wonosari. Begitu masuk wilayah Gunung Kidul kan ada banyak petunjuk tempat wisata, nah, nanti di sebuah lampu merah akan ada tulisannya gede AIR TERJUN SRI GETHUK trus panah. Nah, ikuti tanda panahnya itu. Sayangnya aku nggak ngerti lampu merah itu pas daerah apa namanya. Tapi tenang aja, selama mata kalian jeli ikutin petunjuk arah, pasti bakalan nyampe deh. Aku aja yang nyungsep kalau urusan navigasi bisa sampai kok. :D
Tiket Masuk Air Terjun Sri Gethuk
Tiket masuknya Rp. 10.000 per orang. Itu udah bundling
air terjun sama gua apa gitu, lupa namanya. Karena penasaran, kami langsung
menuju lokasi air terjun. Setelah menyusuri jalan tanah, kami sampai di
parkiran dan harus jalan kaki dulu, nggak terlalu jauh. Setelah jalan kaki,
kami bertemu dengan sungai. Iya, sungai besar dan udah nggak ada jalan lain
lagi. Jalannya berakhir di situ. Celingukan. Di mana gerangan air terjunnya?
Ternyata, untuk menuju air terjun, kami harus naik perahu motor dulu. Bayarnya
Rp. 10.000 lagi per orang. Ya udah deh. Toh satu-satunya pilihan selain naik
motor ini adalah berenang melawan arus sungai sampai di air terjun. Kami kan
belum menguasai ilmu berjalan di atas air. Dan for your information, jaraknya
lumayan jauh. Yang ada juga malah kecapekan dan tenggelam di tengah sungai.
Sungainya difoto dari kejauhan. |
Tuh, sungainya panjang bin berkelok-kelok. Air
terjunnya masih di baliknya sana tuh. Masa iya sih mau renang.
Perahunya kaya gini nih. Lucu deh, berasa lagi di
Thailand. Yang lain satu perahu buat beramai-ramai, kami eksklusif dong, berdua
saja.
Sungainya lebar, berarir keruh, panjang, dan
dikelilingi hutan yang sunyi. Lokasi yang cocok banget buat syuting film
anaconda.
Di tengah jalan, atau err, di tengah sungai lebih tepatnya, ketemu air terjun mini ini nih. Ini aslinya air dari kaya sungai kecil alias selokan gitu.
Di tengah jalan, atau err, di tengah sungai lebih tepatnya, ketemu air terjun mini ini nih. Ini aslinya air dari kaya sungai kecil alias selokan gitu.
Keindahan Air Terjun Sri Gethuk
Sampai di lokasi air terjun ternyata ramai sekali
pemirsa. Bayangan tentang tujuh bidadari yang mandi sambil tertawa-tawa, hancur
lebur karena tempat ini sudah dipenuhi spesies lain. Dan karena aku nggak bawa
baju ganti (in case selendangnya dicuri orang), akhirnya nggak bisa mandi-mandi ala bidadari juga.
Tapi aku nggak merasa
rugi. Karena sudah banyak orang lain yang mandi dan berendam, jadi pada
dasarnya, aku udah nggak kebagian tempat.
Air terjun Sri Gethuk ini terdiri atas beberapa
tingkatan ya. Mulanya aku gagal paham karena menurutku air terjunnya
biasa-biasa aja sih, nggak istimewa.
Tingkat atas |
Tapi ternyata, air terjun ini tuh baru kelihatan
uniknya kalau dilihat secara keseluruhan dari bawah.
Tengah |
Bawah |
Kebayang nggak, kalau digabung jadi satu? Bagus kan?
Sebenarnya best view air terjun ini ya emang harus dilihat dari jauh. Cuma aku
nggak bisa ambil gambar best viewnya karena itu artinya aku harus
berenang-renang ke tepian sungai sisi seberangnya. Kalau dari perahu tadi nggak
keliatan karena ketutupan pohon. Jadi best picture yang bisa kuambil cuma
segini nih. Itupun pake kamera hape karena kamera pocketnya kehabisan baterai (kesalahan yang sering sekali terjadi).
Nggak bisa menjangkau semuanya. Sayang sekali yah.
Tapi kebayang kan? Lagian jujur, agak males juga mau ngambil foto karena banyak
orang gituh. Aku paling males kalau lihat-lihat foto liburan dan menyadari
kalau foto panorama alam yang indah itu dihiasi dengan… yah, orang-orang. :v
Pulangnya dijemput perahu lagi dan ekslusif buat
berdua lagi. Hahaha. Rejeki pahlawan super.
Setelah sampai parkiran, kami mau ke gua yang sudah
satu paket di tiketnya. Tapi ternyata guanya itu letaknya di dekat pintu masuk
tadi. Berarti sudah kami lewati tanpa sadar dan kami nggak bisa balik karena
jalannya dibuat sistem satu arah. Kami masih bisa ke gua dengan cara keluar
dulu dari lokasi situ, kemudian masuk lagi. Kata mas-masnya nggak bayar lagi.
Tapi ah, kami terlalu malas untuk muter-muter. Lagian sudah sore dan keburu
hujan sedangkan kami kan masih mau belok ke pantai.
Catatan Perjalanan ke Air Terjun Sri Gethuk:
1.
Sebelum ke air
terjun, mampir gua dulu. Kan sayang, sudah dibayar satu tiket. Kalau enggak,
kalian akan mengalami seperti kami dan sebagai ngiriters garis keras, kami
merasa sungguh rugi.
2.
Bawa baju ganti
kalau mau basah-basahan. Jangan lupa bawa kamera tahan air juga kalau mau foto
di daerah rawan cipratan.
3.
Bagi photo
hunter yang ke situ memang untuk mengambil foto pemandangan alam, plis, jangan
datang di hari libur. Usahakan saat sesepi mungkin. Kecuali yah, kamu memang
rela mengambil foto air terjun nan cantik itu dihiasi spesies-spesies selain
bidadari.
4.
Best view adalah
dari kejauhan. Kalau bisa coba deh kamu request sama tukang perahunya biar
nganterin kamu sampai di lokasi yang memungkinkan kamu buat mengambil foto air
terjunnya secara keseluruhan. Opsi lain ya kamu harus renang ke seberang. Tapi
hati-hati arus sungainya lho ya.
Btw, aku udah bikin video juga lho tentang air terjun ini. Ada lagunya juga. Aslik lagu sendiri. Soal kualitas yahh jelas jelek banget. Silakan aja kalau mau diece. :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar