Bakso Bola Cinta




          Dulu, aku punya temen yang punya radar kuat dalam hal nyari makanan enak. Jadi kalau jalan bareng, sementara anak lain pada kebingungan “Mau makan apa? Makan di mana? Sama siapa?” dia akan dengan kalemnya screening warung-warung di sepanjang jalan yang dilewati dan tiba-tiba yak! “Kita makan di sini saja.”

          Pilihannya nggak pernah salah. Mau itu tempatnya yang emang kelihatan jelas karena ada neon boxnya di pinggir jalan, mau itu berupa warung sangat sederhana sekali yang nyaris tak tampak, makanannya pasti enak. Aku nggak tau gimana caranya dia bisa dapetin kemampuan yang sangat bermanfaat itu. 

          Aku, sialnya, nggak punya kemampuan yang sama. Mengendus aroma bajingan dan tukang-tukang PHP sih, jago. Tapi kalau soal makanan, aku bagaikan kompas yang kehilangan utara. Buta, gaes, buta. Saking nggak berbakatnya, sampai variasi makananku ya itu-itu aja, nggak peduli mau pergi ke manapun.

Ibing juga sama aja. Jadi kalau ada salah satu di antara kami yang nanya “Mau makan di mana?” itu sebenarnya di kepala yang nanya sudah ada jawabannya “Paling kalau nggak ini ya itu.” Basa-basi yang nggak ada gunanya sama sekali. 

          Salah satu tempat tujuan makan kami yang hampir pasti kami datangi tiap minggu adalah Bakso Cinta. Di Muntilan dan sekitarnya aku lihat ada tiga cabang Bakso Cinta ini. Di wilayah kabupaten Magelang cuma ada satu, di deket candi Mendut. Enak sih baksonya. Uratnya terasa, kenyangnya pas. Tapi sekalipun enak, sebenernya nggak terlalu istimewa juga. Maksudnya nggak ada faktor pembeda yang membuatnya wow banget gitu lho. Makanya nggak pernah tak singgung-singgung sebelumnya. Sampai kemudian, Bakso Cinta mengeluarkan menu baru.

Bakso Bola

          Dulu, kalau lihat foto bakso segede ini tak kirain paling cuma editan. Eh ternyata ada beneran. Kalau bakso jumbo biasa harganya Rp. 12.000, bakso bola ini harganya Rp. 35.000. Di keterangan gambarnya sih disebut sebagai bakso keluarga. Maksudnya satu biji buat dimakan rame-rame sekeluarga gitu loh. 

          Karena pinisirin, aku sama Ibing nyobain deh. Satu untuk berdua. Daaaan, kami kekenyangan sampai mau nafas aja susah. Serius, nggak becanda. Soalnya kayaknya ukurannya itu empat kali lipat lebih gede dibanding bakso jumbo biasa. Jadi ibaratnya aku sama Ibing masing-masing menghabisakan dua porsi bakso jumbo. Padahal satu porsi bakso jumbo aja biasanya udah kenyang.

Penuh Kejutan

          Ternyata, bakso bola ini nggak cuma bakso glundungan aja gitu. Pas di belah, dalemnya penuh dengan kejutan. Ada bakso kecil-kecilnya, ada tetelannya, ada telur ayam, dan ada telur puyuh juga. Kumplit deh. 


          Datangnya itu bakso bolanya sendirian dan kesepian di satu mangkok tanpa kuah dan tanpa apa-apa. Mie, kuah, dan kelengkapan lain bangsanya sayur dan bawang goreng ada di mangkok terpisah. Pas pesennya aku minta mienya dua porsi. Dan ini ternyata adalah kesalahan karena malah jadi bikin tambah kenyang banget nggak karuan. 


          Tekstur baksonya sendiri kasar dan berdaging. Secara bakso urat ya kan? Aku lebih suka bakso yang kaya gini nih daripada bakso halus. Soalnya pas digigitnya itu kan lebih gemes gitu mantaps jiwa.  

          Kesimpulannya, ini baksonya enak dan memuaskan. Cuma aku sama Ibing sepakat nggak akan pesen lagi kalau cuma berdua datangnya soalnya pasti bakal kekenyangan sampai nyaris nggak bisa nafas lagi dan itu nggak nyaman. Kecuali kalau pas lagi kelaparan banget sih, mungkin ya. Hahaha. Dan nggak pake mie pastinya. 

          Mungkin idealnya ini memang buat dimakan 3-4 orang gitu baru kenyangnya pas. Jadi, kapan kita makan bareng?

Isthar Pelle

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar