Mengunjungi si Kliwon dan Sowan Kyai Semar



Kalau Bogor punya puncak, maka Jogja punya Kali Urang. Sebenernya Kali urang itu lahan hutan konservasi gitu. Tapi dijadikan tempat wisata. Udaranya adeeem, jadi aku nggak lepas-lepas sweater. Tiket masuknya Rp. 8.000/orang.

Yang aku nggak tahu, di dalam situ ternyata ada air terjunnya. Kecil banget. Trus juga ada taman dengan arena bermain anak dan bangku buat duduk-duduk. Intinya, ini tempat yang cocok buat ngajak liburan sekeluarga.
Abaikan saja tampang saya yang cantiik menawan.
Asik ada banyak mainan
Di situ aku sempet marah sejadi-jadinya karena ada satu rombongan keluarga yang dengan ndesonya mengotori satu halaman full dengan sampah makanan, botol minuman, dan koran bekas alas tempat duduk mereka. Padahal pengelola menurutku sudah menyediakan tempat sampah yang sangat cukup. Hampir setiap lima meter ada tempat sampahnya. 

Monyet Ekor Panjang

Kali urang juga terkenal dengan penghuninya yaitu monyet ekor panjang. Monyet ekor panjang ini hidup dalam kelompok-kelompok. Sayangnya, pengunjung bebas member makan pada monyet-monyet dan hal ini diperbolehkan. Sebenarnya menurutku hal itu jangan dilakukan ya, karena bisa merubah kebiasaan monyet. Mereka jadi terbiasa diberi makan dan bukannya mencari makan sendiri. Tapi gara-gara itu juga mereka jadi jinak dan ramah kepada manusia, bahkan kepada anak-anak. Jadi aman, nggak khawatir dicakar.
Next, kita pindah tempat ke....

Gunung Tidar Magelang

Salah satu hal yang aku suka dari kota Magelang adalah gunung di tengah kotanya. Namanya Gunung Tidar. Lucu kan, ada gunung di tengah kota. Gunung tidar ini menyumbang oksigen yang sangat banyak lohh buat kesejukan seluruh kota.

Sebenernya nama tempat ini kurang cocok kalau disebut sebagai gunung, soalnya kecil. Menurutku sih lebih cocok disebut bukit. Naik ke puncaknya juga bentar tok, nggak nyampe sejam. Jalannya juga sudah dibangun sedemikian rupa biar gampang dilalui. Jadi nggak usah ngebayangin acara mendaki dengan peralatan mendaki gunung lengkap gitu. Pakai rok mini dan sepatu flatpun jadi.

Di gunung tidar ini banyak makam. Ada beberapa makam cina, dan ada beberapa makam wali apa kiai gitu. Trus ada juga makam yang panjang banget sampai Sembilan meter kalau nggak salah. Kirain itu makam orang. Ternyata kiai itu nama tombak. Yes, jadi tombaknya itu dikubur, trus diziarahi. Aku nggak ngerti lah ya, mungkin orang-orang pada nggak tahu kalau itu aslinya tombak, bukan orang.

Karena banyak makam-makam itu, tempat ini sering dijadikan tempat ziarah. Yang ziarah bahkan dari jauh-jauh lho, sampai luar kota bawa bis-bis.

Di hutan sini juga banyak monyetnya ya pemirsa.

Di puncaknya, ada semacam tanah lapang dikelilingi pepohonan. Trus ada juga semacam menara gitu yang sering disebut-sebut sebagai pakunya pulau jawa. 

Trus ada juga makam kiai Semar. Aku nggak tahu deh semar yang dimaksud semar yang itu apa bukan. Dan gara-gara mempertanyakan itu, aku kualat dan diserang oleh ulat bulu. Hihihi

Bentuknya lucu deh, kaya bucu. You know bucu? Bucu itu kalau di tempatku semacam alat masak dari anyaman bambu. Fungsinya buat masak nasi. Jadi nasinya kalau diangkat dan dibalikin bentuknya udah otomatis kaya tumpeng gitu.

Udah, itu aja pemirsa cerita jalan-jalan di Kaliurang dan Gunung Tidar Magelang. Nggak ada catatan apa-apa dari perjalanan kali ini. Hahaha.

Isthar Pelle

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar