Air Terjun Sekar Langit dan Legenda Jaka Tarub


          Aku tahu air terjun Sekar Langit ini dari mana jal, pertamanya? Dari Bu Umi. Buat kalian yang belum tahu, Bu Umi itu ibu warung deket kosku yang dulu. 

          “Itu kan air terjun yang tempat mandi bidadari itu. Yang selendangnya dicuri Jaka Tarub itu lhoo,” katanya. 

          “Wuiiih, masa sih, Bu Um?” tanyaku. Takjub karena nggak menyangka kalau jalan pulang ke khayangan ternyata sedekat ini. Hihihi. 

          Masalahnya, setelah aku browsing-browsing, legenda Jaka Tarub juga dipercaya terjadi di daerah Ngawi. Desa Widodaren tepatnya. Orang sana punya bukti petilasan makam Jaka Tarub. Hemm, kan aku jadi bingung. Yang bener legenda Jaka Tarub ini terjadinya di mana sih gaes? Kalau ada yang tahu dan punya sumber referensi yang terpercaya, tolong lah aku dikasih tahu yak!

Lokasi Air Terjun Sekar Langit

          Air terjun Sekar Langit ini lokasinya ada di Grabag, Magelang. Kalau dari tempatku lumayan jauh sih, melewati beberapa kecamatan. Tepatnya, air terjun ini berada di lereng gunung Telomoyo. Jadi ya wajar aja gitu kalau udara di sana sejuk sekali. 
 
Sejuk sekaleee ....
          Nha, kebetulan aku punya temen yang rumahnya Grabag. Nisrina. Temen sama-sama di pers kampus dulu. Suatu hari di tahun 2014, aku main ke rumahnya trus diajakin ke Sekar Langit. Waktu itu, pemandangannya beuuuuh, mesmerizing. Airnya bweniiiing banget.

“Pantes aja kalau bidadari suka mandi di sini,” pikirku.

          Sayangnya, waktu itu akau belum punya kamera. Hape pun kameranya mengenaskan. Sebenernya dengan kamera yang mengenaskan itu aku udah foto-foto juga sih, bwanyaaak. Tapi malang tak dapat ditolak, nggak tahu gimana ceritanya file foto-foto di hape lama itu hilang seiring dengan hapenya yang juga rusak. Hahaha. Jadi aku nggak punya bukti sama sekali kalau pernah ke sana di masa lampau. Wkwkwk. 

          Waktu berlalu, Nisrina pun udah menikah dan beberapa waktu yang lalu melahirkan. Mumpung dia melahirkannya di Grabag, aku samperin deh. Soalnya nggak lama kemudian dia bakal balik ikut suaminya ke Purwokerto. 

          Pulangnya, aku ajakin Ibing mampir ke Sekar Langit. Jadi dulunya sebenernya Ibing udah pernah tak ajak, tapi nggak jadi soalnya aku lupa jalan. Wkwkwk. Jadi udah sampai Grabag tapi balik lagi karena nggak punya petunjuk sama sekali, dan pas itu udah kesorean juga sih. Mau nanya orang juga percuma nggak bakalan dilanjut, soalnya udah hampir jam lima, and you know, aturannya di air terjun Sekar Langit itu, kalau udah jam lima sore ya enggak boleh masuk. 

          Kemarin nanya-nanya jalan dulu makanya, sama Nisrina.
          “Halah, itu lhoo, perempatan pasar ambil kanan. Lurus sampai ketemu pertigaan ambil kanan lagi. Ya udah, jalannya itu tok. Pasti sampai,” katanya. Btw, rumah Nisrina ini kalau dari perempatan pasar Grabag masih maju lagi. Jadi kami ambil jalan balik, baru belok kanan di perempatan. Jadi, kalau kalian datangnya itu dari jalan gede (jalan Salatiga-Magelang) kalian di perempatan itu beloknya kiri. Mudeng kan? Baiklah!

          Dan ternyata sudah banyak perubahan. Salah satunya yang paling menonjol adalah, adanya petunjuk yang gwede dan terlihat jelas. Kalau dulu petunjuknya itu cuma ada seupiL binti kwecil. Itupun pas di tikungan dan nggak kelihatan lah pokoknya. Sekarang udah ada petunjuk yang lebih readable, thank goodness. :D

Tiket Masuk Air Terjun Sekar Langit

          Murah. Dari dulu nggak naik. Cuma sepuluh ribu buat dua orang. Udah termasuk parkir dan asuransi. 


          Oyaaa, meskipun ada asuransi, tapi aku saranin jangan masuk sini kalau pas hujan. Emang nggak diijinin juga ding sama pengelolanya. Why? Ya karena bahaya. Volume airnya bisa tiba-tiba meningkat, bukit di kanan kirinya bisa tiba-tiba longsor, dsb. 


          Pas aku ke sana aja ada bekas longsoran gitu yang lumayan parah. Kalian bisa lihat nanti di videonya. Trus dulu juga ada cerita orang hanyut keseret arus. 

          Aku aja merasa menyesal karena ke sana pas banget habis hujan. Habis hujan ya, bukannya pas hujan. Kalau pas hujan nggak bakalan dikasih masuk. 

          Kenapa kok menyesal? Karena eh karena airnya jadi kotooooor. T_T
          Keruh, buthek, dan sama sekali nggak mencerminkan tempat mandi bidadari gitu deh. Bagaimana mungkin saudari-saudariku sudi mandi di air keruh ya kan?


          Air Terrjunnya sendiri nggak tinggi. Cuma sekitar 25 meter.

Fasilitas di Air Terjun Sekar Langit

          Oh, ngomong-ngomong soal mandi, dua kali aku ke situ aku sama sekali nggak mandi. Yang kedua jelas karena airnya keruh.

Yang pertama meskipun bening tapi aku enggak bawa baju ganti karena tadinya enggak niat mau ke air terjun. Trus pas itu juga nggak main lama soalnya ada mamas-mamas yang ngintipin kami berdua (aku sama Nisrina).

Iya, waktu itu cuma tinggal kami berdua. Tadinya ada bapak-bapak sama ibu-ibu gitu tapi trus mereka pulang. Dan mamas-mamasnya ini kaya yang niat banget ngintipin dari balik batu. Jaka Tarub, is that you??

Gara-gara kejadian ini, Nisrina mengaku trauma.
“Nggak lagi-lagi deh aku main ke sana,” gitu katanya. Hahaha.

          Selain alasan yang udah kusebutin tadi, asal kalian tahu saja ya, di Sekar Langit ini cuma ada satu tempat ganti dan bentuknya cuma kaya bilik sederhana aja gitu dari anyaman bambu. Udah gitu kaya yang kotor gimana sih. Hahaha. Bahkan sekedar nampilin fotonya pun aku nggak tega. Tapi di videonya ada.

          Ada sih kamar mandi dan toilet yang proper. Ada dua malahan. Tapiii, adanya jauh di deket loket karcis sana. Paadahal jarak dari loket ke air terjunnya itu lumayan jauh, sekitar 400 meteran. Ya masa mau jalan berbasah-basah gitu sih?

          Di deket air terjun ada satu warung yang cukup lah kalau kalian kepengen ngopi-ngopi. Suasananya asik pula, di bawah rerimbunan pohon dan di pinggir sungai. 




          Selain itu yang bikin aku bahagia, di sini udah ada banyak tempat sampah. Di sepanjang jalan ada tempat sampah, di lokasi ar terjunnya juga ada tempat sampah. Jadi kalau sampai masih ada yang buang sampah sembarangan, itu sih keterlaluan. 

Tempat sampah di sudut-sudut jalan.
          Trus ada yang baru juga, yaitu spot Pertapaan Jaka Tarub. Pas aku ke sana yang pertama dulu belum ada. Aku nggak tahu sih itu spot maksudnya yang dulunya dipakai tapa sama Jaka Tarub atau tempat buat tapa orang-orang yang kepengen dapet istri bidadari kaya Jaka Tarub? 


Catatan Madventura di Air Terjun Sekar Langit

1.    Datanglah kalau lagi nggak musim hujan. Datang pas habis hujan kaya yang kami lakukan adalah kesalahan fatal karena airnya jadi keruh. Kemungkinan ketemu bidadari jadi 0 persen.
2.    Meskipun air lagi nggak keruh, aku nggak menyarankan mandi. Soalnya pernah kejadian pas cuaca cerah tahu-tahu ada air kiriman dari gunung dan itu menyebabkan beberapa orang (tiga kalau nggak salah) terseret arus.
3.    Patuh pada peraturan yang berlaku. :D
4.    Khusus buat rekan sesama bidadari: kalau mandi, selendangnya diperhatiin. Jangan sampai hilang. Kalau perlu digembok atau kasih alarm. 

Udah deh, itu aja kayaknya. Lebih lengkapnya, kalian bisa tonton vlognya di bawah ini. 

Seperti biasa, kalau nggak bisa langsung ditonton, kalian bisa klik di sini.


Thank you so much for reading. Btw, aku tunggu beneran lho ya, referensi tentang legenda Jaka Tarubnya. I’ll se you soon, then. Mwach!

Isthar Pelle

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar