Sebelum aku ngomong lebih banyak,
ijinkan aku mengeluhkan satu hal: aku kehilangan kemampuanku untuk
mengimajinasikan dunia fantasi di realita yang kutemui.
Contohnya gini, dahulu, aku kalau
jalan-jalan itu adaaaa aja pikirannya yang keluar pakem dan nggak realistis.
Contohnya kaya di postingan Pertemuan dengan Pasukan Cendol. Aku bisa punya ide
buat nyebut itu ‘pasukan cendol.’ Which is funny, right?
Trus coba coba cobaaa, tengok
postinganku akhir-akhir ini. Datar, boring, judulnya kaku. Aku sampai khawatir
jangan-jangan otakku sudah mengalami flattening juga?
Nggak ding. Alasannya itu tadinya demi
SEO. Kan konon katanya keywords harus ada di judul, kalau bisa kata pertama. Jelas. Jadi aku ikutin deh itu saran masternya.
Turns out, malah jadi membosankan dan
kehilangan unsur aku yang aneh-aneh ngeselin gimanaaa gitu. Aku sedih. Lebih sedih
lagi karena ternyata nggak banyak pengaruhnya. Maksudku, postingan yang
judulnya nyeleneh malah dibaca lebih sering dan masuk popular post. How come, master, how
come??
Jadi sejak saat itu aku memutuskan
untuk kembali jadi diri sendiri. Pakai judul lucu-lucu lagi. Termasuk buat vlog karena yang udah juga
vlognya berjudul sangat-sangat boring. Tapi hiks hiks hiks … aku udah terlanjur
datar otaknya. Nggak bisa mikirin judul yang lucu lagi. Jadi paling mentok kaya
judul postingan kali ini. Cuma ditambahin dalam kurung ‘bukan’ dan itu sudah
maksimal. Aku harus gimana? Bring back, funny me, please!
Sudah, mengeluhnya. Sekarang kita bahas Celeng Tibo
Apa itu? Falling pig? Apakah itu
sejenis pisuhan? Bukan lah. Itu nama pantai. Yang kemudian kuketahui kalau ternyata
bukan pantai. Lho kok bisa bukan pantai? Soalnya nggak ada pasirnya. Eeh, lhaa …
pengertian pantai itu apa sih? Apa harus ada pasirnya? Enggak tahu. Tapi
pokoknya Celeng Tibo ini sama kaya Pantai Kesirat di sebelahnya. Nggak ada
pasirnya. Tebing karang tinggi menjulang di tepi laut. Jadi kita sebut tepi
laut saja, bagaimana? lha bukankah tepi laut ini namanya pantai? Ah, kok jadi
pusing. Ya sudah, kita sebut Celeng Tibo saja.
Aku tahu si Celeng Tibo ini dari
Google lah. Dari mana lagi. Dan anehnya, di blog yang aku baca itu ada foto
pasirnya which is dusta. Soalnya aku nanya sama penduduk lokal (Ibing ding yang
nanya), katanya Kesirat sama Celeng Tibo ya emang nggak ada pasirnya. Cuma tebing
aja gitu. Cocok buat mancing-mancing.
Jalan Menuju Pantai Celeng Tibo
Kalau kalian sudah ada di jalan besar
deretan pantai yang menuju arah Imogiri, belok di belokan yang ada petunjuknya
pantai Ngedan. Emang Pantai Kesirat ini sederetan sama Pantai Ngedan. Nah,
nanti ikuti aja petunjuknya dan nanti akan ada banyak pilihan pantai-pantai.
Kalau bingung tanya orang lokal aja
sih kaya yang kulakukan setiap kali karena udah berkali-kali ke situ masih
nggak apal-apal jalan juga.
Nanti ada satu yang menunjukkan arah
ke Pantai Woh Kudu/ Kesirat, nah, ambil itu. Nanti akan ada tiket-tiketan nggak
resmi yang cuma kaya pos ronda aja gitu, dikelola oleh anak-anak muda setempat.
Oke, beli tiket, lanjut jalan.
Nanti kalian akan ketemu warung yang
biasa buat parkir/transit kalau mau ke pantai Wohkudu (nanti aku ceritain
secara terpisah) lewatin aja, ikuti jalan menurun terus … nah, sampai deh di
Pantai Kesirat.
Akses jalannya udah bagus kok, aspal
terus.
Sesampai di pantai Kesirat cuma ada
satu warung sekaligus parkiran dan menyediakan jasa kamar mandi yang pesingnya
itu o em geeeee. Aku mau pipis aja sampai nggak jadi dan nahan sampai
pulangnya. :D
Parkir di situ, trus jalan menuju
laut. Di sebelah kiri nanti ada lembah, nah, itulah pantai Kesirat. Lalu di
manakah pantai Celeng Tibo? Kita ambil arah kanan. Melalui jalan setapak yang
hampir enggak kelihatan. Di situ ada kaya rumah rusak gitu, nah, depan rumah
ini ada jalan setapak. Itulah jalan yang akan menghantarkan kita ke Celeng
Tibo.
Medan Menuju Pantai Celeng Tibo
Jalan setapak melalui bukit yang naik
turun. Di awal-awal sih wajar aja medannya. Nggak yang bikin lelah banget. Trus
ketemulah lembah yang super duper cantiknya. Istirahat di situ buat makan dan
minum, sambil lihat pemandangan laut. Di situ banyak orang mancing.
Trus lanjutin perjalanan dengan
menaiki bukit.
Semangat dong, itu bukitnya tinggi,
tau. Lumayan melelahkan. Nah, sesampai di atas bukit itu masih harus manjat
lagi batu-batu karang. Dan itu nggak gampang asal tau aja. Soalnya tinggi,
nggak ada pegangan jadi ya mohon maaf kalau adegan pas manjat batu ini aku sama
sekali nggak kelihatan keren tapi malah kelihatan kaya orang tua yang sudah
kehilangan kelincahan. Hahaha.
Setelah susah payah manjat, jalan
dikit melalui jalan setapak yang penuh rerumputan, manjat lagi, dan … nggak ada
apa-apa. Iya, nggak ada apa-apa. Buntu. Depan cuma ada lautan dan itu kami
berada di ketinggian nggak tau deh berapa. Tinggi pokoknya. Kalau terjun
dijamin langsung almarhum.
Lebih jelasnya kalian bisa tonton di
videonya nanti dan kalian akan tahu maksudku.
Tadinya kan kami pikir juga masih
bakal ada jalan gitu. Mungkin menuruni bukit lagi, trus muter apa gimana lah
sampai tiba yang namanya pantai Celeng Tibo. Tapi nggak ada jalan lagi sama
sekali. Sejauh mata memandang juga nggak kelihatan ada pantai berpasir. Lha
trus Celeng Tibonya di mana?
Akhirnya kami menarik kesimpulan kalau
kami salah info. Situ cuma tempat buat mancing-mancing aja dan baunya amis ikan
soalnya emang jadi kaya emm, markas besarnya tukang mancing. Hihihi.
Yasudah, akhirnya balik ke pantai
Kesirat dan nanya sama bapak-bapak yang lagi nyabit rumput, daaaan … “Celeng
Tibo itu ya yang itu, Mas. Emang nggak ada pasir-pasirnya. Cuma buat mancing.”
Oooh, nggak keliru berarti? Yang
itu tadi?
Catatan Madventura di Pantai Celeng Tibo
Enggak ada catatan. Nggak tak saranin
ke sini sih soalnya nggak ada apa-apa. Hahaha. Palingan bagus pas istirahat di
lembah yang cantik itu aja, ngelihatan bapak-bapak mancing. Selebihnya yah,
well ….
Kecuali kalian suka mancing sih.
Mungkin ini bisa jadi surga buat kalian. Oya, tempat mancingnya itu ada dua.
Yang satu di bawah, yang ada pohonnya cantik itu, yang satu di atas yang bau
amis. Dan di atas itu anginnya kenceng banget. Di bawah juga anginnya kenceng
banget ding. Pokoknya anginnya kenceng sekali soalnya di tempat tinggi dan
nggak terhalang apa-apa.
Makanya sebenarnya aku banyak take
video ngomong-ngomong, tapi nggak banyak berguna karena suaranya nggak banyak
kedengeran. Kalah sama suara angin. Btw, tonton videonya yah. Seperti biasa,
kalau nggak bisa ditonton langsung, kalian bisa klik di sini.
Thankyou so much for reading and
watching, follow us on instagram @madventura.id, subscribe chanel youtube Madventura,
dan bagikan ke teman-teman yaa.
Kalau masih banyak salah dari kami,
please feel free buat kasih kritik via komen.
We’ll see you really soon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar