Kami nggak sengaja aslinya main ke sini. Pas
lagi
jalan tanpa tujuan pasti, tiba-tiba aja lihat arah petunjuk PANTAI
NGITUN trus ada tanda panahnya. Bagaikan detektif yang menemukan
petunjuk yang mengarah pada bukti kejahatan, kami mengikuti tanda panah
itu dengan seksama. Dan ternyata dari petunjuk itu, pantainya masih
jauuuuuuuh
banget. Melalui jalan berbatu-batu dan berhutan-hutan serta ada banyak
persimpangan
yang membingungkan. Untung saja tiap persimpangan ada petunjuknya lagi,
dan untung saja kami bukan pemalu. Jadi nggak malu nanya-nanya gitu.
Tiket Masuk Pantai Ngitun
Di suatu persimpangan juga kami bertemu dengan
sekelompok pemuda. Ternyata mereka itu penjaga gerbang masuk ke pantai
Ngitun
sodara-sodara. Harga tiket adalah Rp. 5.000 untuk motor, dan Rp. 10.000
untuk
mobil. Jadi nggak ada sangkut pautnya sama jumlah orang yang masuk. Jadi
kalau
kalian bawa mobil dan di dalemnya ada delapan orang, bayarnya tetep Rp.
10.000. Masalahnya, dari tiket-tiketan itu, ternyata jalan yang harus
ditempuh masih
teramat sangat panjang.
Jalan Menuju Pantai Ngitun
Jalan menuju pantai Ngitun menurutku adalah yang
terparah sepanjang sejarah jalan-jalan kami. Jenis jalan yang membutuhkan four
wheel drive vehicle. Udah kaya arena trabas gitu lah pokoknya. Jauh banget dari
peradaban. Apalagi kalau habis musim hujan. Beuh. Pokoknya kali ini aku salut
banget sama Beatle yang bertarung dengan gagah berani melawan ganasnya jalanan.
Juga pengorbanan Ibing yang rela kakinya kejeblok-jeblok lumpur. Soalnya nggak
cukup di berbatu-batu dan becek aja, ini jalannya juga nanjak-nanjak bin
nurun-nurun nggak pakai aturan. Deg-degan banget deh. Dan begitu sampai lokasi,
sebelum sempet main apa-apa, aku udah kecapekan duluan.
Fasilitas di Pantai Ngitun
Biasa-biasa aja sih. Ada beberapa warung dan kamar mandi. Nggak banyak. Tapi cukup lah, secara orang yang main ke sini juga nggak banyak.
Kamipun istirahat di suatu warung, dan setelah
menghabiskan dua gelas besar es teh, baru turun ke pantai. Iya, masih turun
lagi dan jalan kaki soalnya jalannya nggak bisa dilewati motor. Dan begitu
sampai… “Kok gini doang sih?” clinguk-clinguk.
Pantainya gitu doang? |
Pantainya tuh kecil banget dan yah, bisa dibilang gitu
doang. Bahkan nggak ada batu karangnya buat nongkrong-nongkrong. Jadi yang kami
lakukan hanyalah berdiri-berdiri gaje dan bahkan nggak kepengen foto-foto
karena nggak ada spot yang bisa difoto.
Watu Gentong dan Watu Bangku
Akhirnya, dengan kekecewaan berkecamuk di dalam dada,
kami memutuskan untuk naik ke bukit dan memandangi pantai dari atas sana. Di
bukit, setidaknya kami bisa melihat jauh ke laut lepas dan melihat awan-awan. Selain
itu juga dari atas sini pemandangannya agak lumayan foto-able.
Nggak lama di situ karena bosan juga, kami memutuskan untuk pergi dan nyari
pantai lain. Eeh, di jalan rerumputan pas mau pulang aku berbalik dan
malah ngeliat sesuatu. Apakah itu? Jeng jeng jeng jeng!!!!
Itu adalah batu-batuan gitu di puncak bukit yang lebih tinggi.
Kami langsung naik dong. Dan aku baru tahu, keindahan pantai Ngitun yang
sebenarnya itu justru di atas sini. Namanya Watu Gentong dan Watu Bangku.
Menurut kalian mirip gentong nggak bentuknya? Batunya woiii, bukan aku. |
Those breath-taking view. |
Dari atas sini kalian bisa liat luasnya lautan itu
tanpa terhalang apa-apa lagi. Akhirnya kami bersantai-santai di situ lama banget.
Setengahnya karena tempatnya menyenangkan. Setengahnya karena males ngebayangin
jalan pulang. Wkwkwk. Tapi akhirnya kami pulang juga karena harus gantian sama orang
lain. Hehe. Udah sore juga kan. Takut keburu gelap, jalannya susah boo.
Watu bangku. |
Watu bangku dari kejauhan. Masih kelihatan nggak benderanya? |
Catatan Perjalanan ke Pantai Ngitun:
1.
Naik 4WD vehicle
demi kelancaran. Sangat tidak disarankan untuk menggunakan mobil sedan apalagi
yang sudah diceperin. Bakalan nyangkut. Kalau rela ngangkat ya terserah aja sih.
2.
Pakai sepatu
boots kaya punya pak tani itu. Karena kalau bawa motor sudah barang tentu kaki
kalian akan menjejak-jejak jalanan berlumpur.
3.
Jangan kesorean
kecuali kalian emang niat mau camping. Siang hari terang aja jalannya udah gitu
banget. Sungguh, aku tak sanggup membayangkan kalau malam hari gelap akan seperti apa jadinya.
Postingan mantap jiwa ini dipersembahkan oleh Dewa Rusa Out Wear.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar