Pantai Siung, Nglambor, Jogan Gunung Kidul



Pantai Nglambor Gunung Kidul
Another postingan ‘sekali jalan dua tiga pantai terlampaui’. Hahaha. Kenapa kok suka banget jalan ke banyak pantai sekaligus. Ya karena berdekatan, jadi sekalian. Plus waktunya banyak banget dari pagi sampai sore. Kalau berdiam diri di satu tempat aja, bosan lah pastinya.

Pantai Siung

Pantai pertama yang kami datangi adalah pantai Siung. Pantai Siung ini masih satu kompleks sama Pantai Wedi Ombo. Makanya di sini pantainya berbatu karang luas juga. Cuma masih lebih luas Wedi Ombo. Mungkin itu alasannya si monster batu Kraken lebih milih tinggal di sana. Haha.


Tapi pantai Siung punya kelebihan pemandangan kalau dilihat dari atas bukitnya kaya gini.


Saking asiknya sampai Hobbit aja kayaknya bakal betah deh kalau disuruh tinggal di situ. Aku bahkan sempet-sempetnya menduga kalau Bag End tersembunyi di suatu tempat dekat aku berdiri. Untung keburu inget kalau Hobbit kan nggak suka laut.

Pantai Nglambor

Perjalanan kami lanjutkan ke pantai sebelahnya, yaitu, pantai Nglambor. Di sinilah, kami mengungkap penipuan besar-besaran yang telah dilakukan secara masif di sini selama berabad-abad (lebay).

Jadi kan pantai Nglambor itu terkenal dengan spot snorkelingnya. Katanya sih gitu. Pernah liat ada temen yang upload foto di IG lagi snorkeling di pantai Nglambor. Aku langsung merengek-rengek lah, minta snorkeling juga. Tapi begitu sampai lokasi, ternyata yang dimaksud snorkeling adalah seperti ini pemirsa.
 
Abaikan ekspresi ngece gatau diuntung saya. Hahaha.
Yes, airnya cuma semata kaki. Itu snorkeling apa ciblon? Jadi itu orang-orang disuruh bayar tiga puluh lima ribu kalau nggak salah, dipinjemi kacamata snorkel sama safety vest, trus dibawa ke situ buat so called snorkeling. Pada kenyataannya, karena airnya cuma semata kaki ya udah, mereka Cuma jongkok-jongkok, masukin mukanya ke genangan air, trus difoto. 
 
Itu kebetulan emang laut lagi surut banget sih. Nggak tau kalau pas pasang ya mungkin acara snorkelingnya lebih bersungguh-sungguh, nggak becanda kaya gitu. Tapi ha mbok pelis, baik panitia maupun pengunjung mikir dikit. Kalau cuma kaya gitu sih gausah pakai alat-alat segala. Tapi ya terserah sih. Barangkali mereka memang kelompok yang memilih untuk tertipu (sama kaya aku yang memilih untuk tersesat, eyaa).

Setelah mengetahui kenyataan yang menyakitkan tentang snorkeling di tempat itu, kami melanjutkan pengembaraan ke pantai berikutnya.

Pantai Jogan

Namanya pantai Jogan. Pantai ini lucu karena di pantai ada air terjunnya. 


Air terjunnya kecil, langsung nggerojok ke pantai. Ngomong-ngomong, bagi yang suka olahraga ekstrim, di sini disediakan panjat tali. Panjat tali terus broo, sampai naik status. Panjat, panjat, ehh hapasih.

What is that? Itu adalah semacam olahraga ekstrim-ekstriman, menuruni air terjun dari atas itu, ke bawah menggunakan tali. Aku nggak tau bayarnya berapa soalnya aku bahkan nggak kepengen nanya saking becandanya. Ekstrim? Iya kali buat anak TK.
 
Itu dia talinya.
Aku juga nggak mandi-mandi di situ lah, soalnya itu air terjun berasal dari kali ini.
 
Kali ini yang berarti 'sungai kecil ini' ya, bukannya 'this time'. -_-
Selain itu, buat turun ke air terjun itu, buat lewat tangganya, pengunjung suruh bayar lagi. Dua ribu apa lima ribu gitu (ya ampun Pel, segitu aja). Kalau nggak mau bayar ya kamu nggak boleh lewat tangga, alias harus terjun.

Tapi, lepas dari segala keanehan dan keenggakseriusan itu semua, ini pantai tuh somehow cozy banget. Ada banyak bangku buat duduk-duduk, warung, ada ayunan segala. Jenis tempat yang bikin aku betah nongkrong lama-lama.
 
Main ayunan saja lah, dari pada mainin hati kamu.

Catatan Perjalanan:

1.      Datang pas laut pasang deh. Terlalu berkarang soalnya pantainya.
2.      Kalau mau snorkeling terserah sih cuma liat-liat dulu. Kalau airnya cuma semata kaki, yahh ngapain juga gitu.

Isthar Pelle

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar