Pertemuan dengan Pasukan Cendol



 
Super Ibing dan Wonder Endut mengucapkan salam kuper!
Siapa yang belum tahu Goa Pindul? Ih, kuper! Goa pindul itu kan udah terkenal alias mainstream banget. Eh tapi nggak apa-apa ding. Dulu aku juga belum tahu kok. Aku tahunya juga baru beberapa tahun ini saja. Gara-garanya ya makin banyaknya acara trip-tripan dan makin banyak pula traveler yang ngakunya anti mainstream ngomongin ini tempat.

Mengapa Goa Pindul istimewa?

Karena ini gua yang ada sungai mengalir di bawahnya. Fenomena ini tercipta karena aku nggak tau sih. :D Tapi mungkin dulunya ada sejenis ular raksasa pemakan batu yang ngemilin bukit batu itu sehingga terjadilah sebuah goa.
Di awal karir kependekaran kami, kami memutuskan untuk mengunjungi tempat-tempat seram untuk meningkatkan ilmu kanuragan kami. Nha, Goa Pindul ini jadi pilihan pertama karena kan dia goa gitu. Biasanya buat meningkatkan kesaktian pendekar-pendekar pada bertapa dalam goa ya kan? Selain itu, sebagai pendekar kekinian, kami juga membayangkan betapa kerennya kalau nanti upload foto-foto meditasi atau tapa berendam di sungai dalam goa ini. Hohoho.
Kami berangkat dari Magelang pada suatu hari di pertengahan tahun 2015 yang panas (Iya, ini emang cerita udah lama kok. Cuma baru menemukan takdirnya buat dipost sekaranng). Itu adalah pertama kalinya kami berkelana ke Gunung Kidul. Jadi masih setengah nebak-nebak gitu jalannya. Tapi rutenya gampang kok. Pokoknya dari kota Jogja ambil arah tenggara. *kaya yang ngerti tenggara itu mana -_- Ikutin petunjuk arah ke Wonosari. Atau kalau enggak, tanya orang aja arah ke Kids Fun. Kids Fun itu semacam family theme park gitu lah. Kalau udah ketemu Kids Fun, berarti kalian sudah berada di jalan yang benar. Tinggal luruus aja ikutin jalan utama nggak usah tergoda untuk belak belok. Ingat, tujuan mulia kita adalah menuju sebuah goa di pegunungan kidul.
Nanti kalian akan sampai di suatu tempat romantis namanya bukit bintang. Anak muda Jogja yang pernah alay pasti pernah pacaran di sini, ayo, ngaku! Dari Bukit bintang itu naik dikit kalian udah sampai di Kabupaten Gunung Kidul.
Kalau udah sampai Gunung Kidul trus ke mana? Nha, untungnya, pemda Gunung Kidul ini perhatian banget sama sektor pariwisatanya. Udah buanyaak, petunjuk arah menuju tempat-tempat wisata.
Kamipun mengikuti arah ke Goa Pindul. Di suatu persimpangan, kami menemukan petunjuk arah super besar ada tulisannya GOA PINDUL trus panah ke kiri. Kami belok dong. Nha, di persimpangan itu ada banyak orang yang mengaku sebagai tim penjemput Goa Pindul. Wuih, canggih kan, ada tim penjemput segala. Kami kemudian dipandu sama salah seorang kru. Ternyata dari persimpangan situ Goa Pindulnya masih jauuuh banget pemirsa. Aku nggak inget deh kalau suruh mendeskripsikan jalannya wong kami cuma pasrah aja ngikutin mas-mas dari tim penjemput. Padahal dia kan orang asing. Gimana kalau ternyata dia adalah penjahat tukang perkosa dan gemar merampok? Tapi untunglah bukan. Kami diantar sampai ke suatu tempat yang namanya apa ya lupa, pokoknya semacam agen wisata dan outbond gitu. Lah, kok bukan Goa Pindul? Rupanya, tim penjemput itu tak lain dan tak bukan adalah calo, pemirsa. Begitu sampai kami langsung ditawari paket wisata. Goa Pindul saja lima puluh ribu per orang, atau paket goa pindul plus river tubing di sungai apa ya, lupa juga, seratus ribu per orang. Karena kami adalah pendekar ngirit yang tujuannya datang ke situ adalah untuk melatih ilmu kanuragan, kami pilih yang paling murah dong. Goa Pindul saja. Per orang bayar lima puluh ribu dan dijanjikan gratis semangkok bakso ketika nanti selesai. Kami jadi merasa terhibur.
Disuruhlah kami memakai safety vest sama sepatu khusus yang tahan air (sudah ada ukurannya, tinggal milih). Kami langsung dandan dan bergaya. Seperti ini:
 
Sudah nggaya fota foto kaya gitu, mendadak, ada petugasnya yang bilang “Mbak, itu vestnya khusus untuk peserta trip yang plus river tubing soalnya nanti ke sana dulu. Mbak ke Goa Pindul saja kan? Nanti vestnya dipinjami di sana. Kalau sepatunya boleh dipakai dari sekarang. Maaf ya mbak.”
Memalukan! Mudah-mudahan jangan sampai tersebar ke dunia persilatan. Bisa hancur pamor kependekaranku. Dengan enggan, akupun melepas vest dan menaruhnya kembali pada tempatnya.
Kemudian kami duduk menunggu jemputan sambil clila clili saling menguatkkan.

Setelah menunggu sekian lama sampai nyaris ketiduran, jemputan kami datang juga. Kok dijemput segala? Iya, jadi uang lima puluh ribu itu sudah termasuk ongkos jemputan pakai mobil untuk nganterin kita semua ke Goa Pindulnya gitu lho. Aku udah was-was aja jangan-jangan dijemput pakai mobil pick up kaya jasa angkut itu lagi? Tapi untung enggak. Dijemput kaya mobil angkot gitu. Agak kecewa sih, aku kan berharap dijemputnya pakai elang. Kamipun semobil dengan anak satu geng dari Jakarta dan selanjutnya kami berpetualang bersama.  Ternyata masih jauh pemirsa, goa pindulnya.

Begitu sampai lokasi Goa Pindul, baru kami dipinjemi vest lagi. Kali ini for real.


Lha ternyata, di lokasi itu masih ada agen-agen lain lagi. Jadi ada banyak agency gitu deh. Kali ini aku ikut kelompoknya Dewa Bejo. Selain vest, kami juga dipinjami pelampung alias ban.

Fungsinya ya buat dinaikin gitu. Soalnya kan goanya penuh air. Jadi acara susur goanya nggak jalan-jalan, tapi ban-banan. Dan begitu sampai lokasi, pupus sudah bayanganku tentang meditasi, tapa rendem, dan meningkatkan ilmu kanuragan karena kenyataannya adalah seperti ini:
Pasukan Cendol

Ya Tuhan! Rupanya tempat ini sudah dikuasai oleh Pasukan Cendol. Aku membayangkan kemungkinan perang memperebutkan wilayah untuk bertapa, tapi apalah daya, kami kalah jumlah. Akhirnya kami mengalah. Nggak apa-apa lah sekali-sekali bertapa rame-rame. Siapa tahu ada aliran energi yang menyatukan kami sehingga kesaktian lebih mudah dicapai.
Tapi bukannya meditasi dengan tenang , ternyata yang terjadi di dalam gua adalah seperti ini:

Nggak ada serem-seremnya blas. Boro-boro menyusuri gua dengan takzim dan mengagumi keagungan alam semesta. Kami diseret cepat-cepat dan serba buru-buru. Nggak sempet sama sekali merasakan aura mistis dalam gua karena yang ada orang ribut sama kilatan flash light di mana-mana. Ya gimana lagi, di luar aja masih banyak yang ngantri. Padahal kan kalau lagi nggak rame begitu sebenernya bisa berhenti dulu di tengah gua yang atapnya berlubang dan renang-renang cantik atau tapa rendem dulu di situ.
Berpegangan erat karena nggak bisa renang.

 Lha ini, tanpa kami sadari, tahu-tahu sudah selesai. Kamipun mentas dengan bengong. Dengan tidak menerima tambahan kekuatan setitikpun. Setelahnya kami kembali lagi dengan mobil jemputan, mandi, ganti baju, dan akhirnya pulang dengan perut keroncongan karena bakso yang semula dijanjikan tidak kunjung tiba. Ternyata yang dapet bakso hanya yang ikut paket seratus ribuan saja. *gigit pelampung

Catatan dari perjalanan kali ini:

1.     Jangan datang pas musim liburan kecuali kamu orangnya memang suka becanda.
2.     Bawa baju ganti. Ini acaranya basah-basahan. Jangan sampai kaya embak-embak yang aku temui di lokasi yang dilema nyemplung enggak nyemplung enggak karena nggak bawa baju ganti.
3.     Ada banyak sekali tim penjemput goa pindul. Nggak usah percaya. Itu semua adalah calo. Kami bayar lima puluh ribu per orang padahal aslinya retribusi itu Cuma 7ribu per orang kalau nggak salah, trus di lokasi sewa vest sama ban itu Cuma 25ribu. Yah, kepolosan kami waktu itu biarlah jadi pelajaran bagi kalian supaya jangan tertipu. Kalau ada orang di jalan yang nawarin buat nganterin juga, nggak usah mau. Nanti palingan kalian dibawa ke tempat kaya agen gitu. Orang itu dapet bayaran, kalian bayar lebih mahal. Kan rugi.



Itu aja dulu sik. Makasih banyak udah baca. Nantikan episode berikutnya dari petualangan Madventura! *genjot sepeda

Salam,
Wonder Endut


Isthar Pelle

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar