Pantai Sepanjang, Krakal, Kukup Gunung Kidul


Seringnya, dalam sekali pengembaraan kami mengunjungi dua-tiga tempat sekaligus. Dengan demikian kami dapat mengumpulkan energi kosmik yang berbeda-beda dalam satu perjalanan kan? Wkwkwk. 

Enggak sih, alasan yang sebenarnya ya karena tempatnya deket-deket, trus sekalian gitu lho. Lagian kalau seharian stay di satu tempat kan bosen. Tapi jangan lupa alasan yang paling utama adalah karena bayarnya toh sekali. Paling nambah parkir aja. So yeah, modal sekecil-kecilnya untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Salam traveler ngirit!

Pantai Sepanjang

Masih di daerah Gunung Kidul, tempat pertama yang kami datangi adalah pantai Sepanjang. Sepanjang lho ya, bukan Panjang. Kalau Panjang itu yang di Jepara. Pertamanya sampai sini lautnya masih pasang jadi karangnya nggak keliatan. Tapi beberapa menit kemudian tau-tahu aja airnya surut. 
 
Penampakan pantai Sepanjang pas lagi panas-panasnya.

Berhubung lagi panas-panasnya, kami nggak jalan-jalan blas. Cuma ngadem, nge-es kelapa muda, sambil menikmati semilir angin dari kejauhan. Kebetulan juga kan kalau siang hari panas kaya gitu, pantai sepi. Nggak banyak orang. Jadi nggak ada yang teriak minta pertolongan seorang pahlawan super. Jadi yah, menikmati liburan saja sambil nunggu mataharinya agak jinak dikit.

Nggak lama di situ, cuma numpang ngadem sama pipis, kami melanjutkan pengembaraan ke pantai sebelahnya, yaitu pantai Krakal. Nggak persis sebelahnya sih, tapi deket.

Pantai Krakal


Ada tulisannya Welcome To Krakal. Bisa kelihatan jelas kalau dilihat dari jauh. Tapi kami nggak repot-repot soalnya kami bukan tipe orang yang suka foto-foto di tulisan kaya gitu. Haha.

Seperti biasa kami lebih milih jalan ke bukitnya ituh. Karena dari sana view lautnya bisa keliatan lebih jelas dan syanteek. Naiknya bayar dua ribu per orang dan kami merasa kaya pulang ke perguruan karena ada pintu gerbangnya kaya gini:


Tangga bambu yang menuju gardu pandang di bukit. Di kaki jembatan itu ada penjaganya. Jadi jangan coba-coba nyelonong tanpa bayar. Bisa-bisa jembatannya dirubuhin dan itu berbahaya bagi tulang belulang kalian.

Setelah nyampai di gardu pandangnya, ternyata pemandangannya priceless banget. 
Sebelah kiri pemandangannya kaya gini.
 
Sebelah kanan pemandangannya kaya gini.

Di bukit itu ternyata tidak hanya terdapat satu gardu pandang. Melainkan dua. Baiklah, kisanak. Kita akan menyusuri jalan kecil ini untuk menuju ke sana. Dan di situ rupanya kami bertemu dengan sepasang insan yang sedang asik-asik bermesraan di balik semak. 

Eh, bukan kami yang sengaja ngintipin lho ya. Merekanya yang pacaran di jalan. Jalannya tersembunyi sih, tapi kan tetep aja itu jalan umum. Dan pas kami lewat, mereka langsung pura-pura sibuk sendiri gitu. Yang satu siul-siul. Yang satu mendadak tertarik pada rerumputan.
Tentu saja kami nggak memfoto orang pacaran dan mempublikasikannya lah. Plis, kami masih punya hati.

Titik gardu pandang kedua juga nggak kalah kerennya. Kalau buat foto-foto lebih luas viewnya. Yang bikin aku paling suka apa coba? Air lautnya yang so damn blue kaya gini nih.
Adegan berbahaya dilakukan oleh orang gila. Jangan ditiru!

Ternyata kalau kita turun mengikuti jalan kecil yang ada orang pacarannya tadi itu, kita bakal sampai ke pantai kecil ini. Ini udah lain lagi nama pantainya, bukan Krakal. Tapi aku lupa apa namanya.
Kecil banget pantainya cuma segini nih.

Itu aslinya bentuk pantainya melengkung gitu, lucu banget. Cuma sayangnya lagi surut, jadi nggak bisa fotoin bentuk melengkungnya. Lagian penuh dengan orang pacaran jugak (damn, ada apa sebenarnya ini?)
Akhirnya, setelah dapet bonus pantai kecil yang aku lupa namanya apa, kami mengakhiri petualangan hari itu ke pantai yang sudah terkenal sejak jaman dahulu kala yaitu, pantai Kukup.

Pantai Kukup 

Pantai Kukup ini ada batu gedenya di tengah laut (kalau lagi pasang itu keliatan di tengah laut). Untuk menuju ke sana sudah disediain jembatan semen permanen yang biru-biru itu.

Di ujung jembatan, sudah ada batu karang yang sudah dilengkapi dengan gardu pandang buat duduk-duduk kaya gini.

Sampai di gardu pandangnya ternyata pemandangannya nggak terlalu bagus. Mungkin karena lagi surut itulah. Sama udah sore juga. Menurutku kalau lagi pasang bakalan keren banget ini tempat. Tapi perfect spot banget buat nyore dan ngobrol nggak penting sambil nunggu matahari tenggelam. Apalagi kalau datangnya rombongan. Soalnya gardu pandangnya lumayan luas lohh.
Pemandangan laut dari gardu pandang.
Tapi kami nggak nunggu matahari tenggelam. Jadinya nggak tahu bagus apa enggak. Lagian kayaknya juga ketutupan awan sih.

Isthar Pelle

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar