Setelah minggu sebelumya nyasar ke Calypso Beach yang ternyata adalah pantai Indrayanti yang terkenal itu, minggu
depannya kami beneran kembali. Kebetulan juga pas Ibing libur dua hari jadi
kami bisa nginep dan main di pantai sepuasnya.
Belajar dari pengalaman, kami
patuh pada petunjuk jalan dan nggak nyasar sama sekali. Begitu sampai, kami
langsung nongkrong lagi di tempat yang kemarin (resto Indrayanti) sambil melepas lelah, baru
kemudian mencari penginapan.
Btw, nggak banyak yang tahu kalau pantai Indrayanti itu bukan nama yang sebenarnya. Lahh, maksudnya gimana? Jadi Indrayanti itu sebenernya nama resto di pinggir pantainya itu. Resto Indrayanti. Nama pantainya sendiri aslinya Pantai Somandeng dan Pulangsawal (jejer kan dua itu). Tapi karena restonya itu disebutnya resto pantai (maksudnya resto yang ada di pantai) Indrayanti, namanya malah jadi terkenal sebagai pantai Indrayanti.
Btw, nggak banyak yang tahu kalau pantai Indrayanti itu bukan nama yang sebenarnya. Lahh, maksudnya gimana? Jadi Indrayanti itu sebenernya nama resto di pinggir pantainya itu. Resto Indrayanti. Nama pantainya sendiri aslinya Pantai Somandeng dan Pulangsawal (jejer kan dua itu). Tapi karena restonya itu disebutnya resto pantai (maksudnya resto yang ada di pantai) Indrayanti, namanya malah jadi terkenal sebagai pantai Indrayanti.
Penginapan di Pantai Indrayanti
Yang brengsek pada hari libur, apalagi libur
panjang adalah, tarif penginapan dua kali lipat lebih mahal dibanding hari
biasa. Kami saja setelah survey dan pantang menyerah nanya-nanya dapet
penginapan paling murah Rp. 250.000/ malam. Itupun kamar super standar jauh
dari pemandangan pantai dan bangunannya nggak ada lucu-lucunya. Kalau yang di
tepi pantai, punya view langsung ke pantai dan model bangunannya lucu, antara
Rp. 400.000-Rp. 600.000/ malam. Itu yang biasa. Kalau yang AC plus plus nggak
tahu deh.
Keindahan Pantai Indrayanti
Setelah
mandi dan ganti baju, kami jalan ke pantai. Jalan kaki nggak jauh kok. Kami langsung
menuju ke pantai dengan ekspektasi cantiknya kaya yang minggu lalu itu. Tapi apa daya, liburan membuat kecantikannya tertutupi jadi seperti ini
Mood
untuk main langsung luntur. Kami lalu mencari alternatif lain yaitu jalan-jalan sepanjang pantai dan naik ke bukit. Untuk naik ini, dikenakan
biaya Rp. 2000/ orang ya.
Sampai
di puncak bukit ternyata ramai juga. Kami lalu melanggar pembatas demi bisa
foto-foto di ujung karang.
Ini
adalah tindakan bodoh, berbahaya, dan sebaiknya jangan ditiru ya. Pembatas itu
dibuat for a reason. Tapi kami udah bosen berat jadi ya apa boleh buat. Hehehe
Kami
spend time lama banget di atas situ buat nungguin sunset. Tapi ternyata
pantai Indrayanti bukan perfect spot buat sunset karena terhalang bukit sama kebetulan
pas itu mataharinya ketutupan sama awan. Tapi kami terhibur dengan adanya
perahu nelayan yang kelihatan dari jauh.
Trus
sebelum benar-benar gelap sempet kebagian kaya gini. Oya, perbedaan warna pada
foto itu akibat perbedaan waktu pengambilan ya. Makin sore kan cahayanya beda.
Sayangnya,
pas mataharinya mau tenggelam, pas ketutupan awan. Jadinya ya udah deh. Kami
turun trus nyari makan di warung sekitar situ.
Nasi goreng seafood. |
Setelah makan dan
nongkrong lagi beberapa lama, kami pulang ke penginapan.
Catatan Perjalanan ke Pantai Indrayanti
1.
Turunkan
ekspektasi kalau mau liburan di musim liburan. Pasti ramenya nggak ketulungan
dan sebagus apapun tempatnya, keliatannya jadi biasa-biasa saja.
2.
Jangan
suka melanggar pembatas yang sudah dibuat ya. Bawah itu laut beneran sama
karang. Kalian tahu lah, akibatnya.
3.
Pantai
indrayanti bukan tempat yang tepat buat memburu sunset. Bagi penggemar sunset
yang suka menangkapi cahaya keemasan dan memasukkannya ke dalam toples kaca,
kalian salah tempat.
4.
Penginapan
di musim libur mahal. Mending kalian kemah aja. Sewa tenda dome jauh lebih
murah, sekitar 40 ribuan. Atau kalau lagi nggak musim hujan ya mending ngampar
gitu aja di pinggir pantai atau di gazebo-gazebo yang kosong di malam hari. Oh, hotel bintang seribu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar