Beberapa waktu yang lalu aku sama
Ibing main ke Puncak Suroloyo. Di sana tenyata bukan hanya pemandangannya aja
yang breath taking, tapi juga kopinya. Aku tadinya malah nggak tahu menahu
kalau di sana terkenal hasil kopinya. Lagian aku ini apa sih, ngakunya aja
coffe lover. Hari-hari minumnya kopi instan sachetan.
Begitu sampai sana, di parkiran ada
kelihatan beberapa tempat ngopi gitu. Aku jadi kepikiran, dan pas udah selesai
jalan-jalan ke puncaknya, aku ngajakin Ibing buat ngopi dulu.
Tempat ngopi yang satu ini pas banget
lokasinya ada di pintu masuk parkiran. Pas di pinggiran sehingga pemandangannya
itu plong jauh ke mana-mana. Pokoknya ini lokasi sempurna lah buat ngopi,
ngerokok dan ngobrolin nasib bangsa dan negara. Lol
Pas ditanyain sama embaknya aku
bingung, kopi Robusta apa Arabica ya? Kan aku nggak tahu dua itu apa bedanya.
Hahaha. Bego.
Akhirnya aku pesen masing-masing satu,
biar sekalian ngerti bedanya. Yawlaaaa.
Kopinya itu masih berbentuk biji dan
digrind kasar gitu, trus habis itu langsung diseduh pakai air mendidih.
Aromanya broo, mantap jiwa!
Begitu tersaji aku cicipin dulu tanpa
gula. Robusta itu pahit dan kental, sedangkan Arabica itu asam pedas? Iya, aku
sampai mikir “Ini kok rasanya pedes kaya ada jahenya?” Emang rasa kopi Arabica
emang begitu ya? Pedes-pedes?
Trus rasa asemnya juga asem banget. Sampai
kaya dikasih asem. Jadi buatku yang awam dan buta sungguh masalah perkopian
ini, rasanya jadi kaya kopi campur asem dicampur jahe.
Tadinya aku bingung sendirian soalnya
pas itu Ibing lagi ke kamar mandi. Begitu Ibing balik, langsung tak suruh
nyobain, dan komentarnya adalah “Ini kok rasanya kaya jamu?”
Yang dimaksud Ibing itu jamu kunyit
asam. Biasanya kalau aku minum jamu, Ibing suka mintain. Hahaha.
Berarti bener kan, kalau emang asemnya
itu asem banget? Tapi yahh, Ibing sama aja awamnya sih sama aku kalau soal
kopi-kopian. Jadi kami masih nggak tahu. Kakak-kakak yang hobi ngopi mungkin
bersedia memberi kami pencerahan?
Kalau kopi robusta nggak terlalu asem.
Makanya kami akhirnya rebutan mau minum yang robusta semua. Nggak mau yang
pedes kaya jamu. Hahaha
Selain kopi, kedai kopi yang satu ini
juga menyediakan jenis minuman lain kaya coklat dan teh hijau, trus
camilan-camilan lain juga. Jadi kamu kamu yang nggak suka kopi nggak usah
khawatir atau bingung-bingung.
Tapi buat kalian penggemar kopi yang
real penggemar kopi, bukannya abal-abal kaya kami ini, this place is worth to
visit.
Biar abal-abal, yang penting nggaya dulu saja lah buat pencitraan. |
Terlepas dari rasa kopinya yang terasa
asing bagi lidah kami yang akrabnya cuma sama kopi sachetan ini, tempatnya
sangat sangat sangat nyaman sekali. Bikin pengen balik lagi dan lagi. Next time
kalau balik lagi aku pesen coklat aja lah kayaknya. Hahahaha.
Harganya? Murmer. Rp. 6.000 saja/
cangkir.
Oyaa, kata mas-masnya, nanti tahun baru
bakal diadakan acara festival minum kopi lohh. Kamu yang kepengen ngopi gratis,
silakan saja, datang ke sini pas tahun baru nanti yahh.
More info soal kedai kopi yang mantap
jiwa ini, bisa kalian follow instagramnya @kopisuroloyo.
Salam cinta, mwah mwah! :*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar